Home > Sermon > Petrus – Dari Ilalang Menjadi Batu by ko Garth Armagatlie – 10 Des 2017

Petrus bertemu dengan Yesus pertama kali saat Yesus naik ke perahu Petrus. Di saat itu Yesus malah menyuruh Petrus bertolak untuk menangkap ikan yang waktunya tidak lazim pada umumnya bagi seorang nelayan untuk menangkap ikan. Namun, justru banyak ikan yang tertangkap samapi jala ikan Petrus koyak.

Ketika Petrus melihat mujizat yang dilakukan Yesus, Petrus pun jadi takut dan ingin Yesus menjauhinya karena merasa penuh dosa, demikian respon Petrus ketika melihat Yesus sebagai Tuhan yang kudus.

Akan tetapi, saat Petrus melihat Yesus sebagai Tuhan yang sangat mengasihinya, Petrus berenang mendekati Yesus saat dia melihat Yesus yang telah bangkit berdiri di tepi pantai.

Matius 16:15 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?”

Sebagai apa kita memandang Yesus sangat mempengaruhi kehidupan kita. Tuhan ingin kita memandang Yesus sebagai Mesias (Juruselamat).

Matius 16:16-17 Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!”
Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.

Petrus adalah satu-satunya orang yang tercatat diinterupsi oleh Allah Bapa, Yesus, dan Roh Kudus.

Bapa menginterupsi Petrus karena Petrus ingin menyamakan Yesus dengan Musa dan Elia.

Yesus menginterupsi Petrus karena Petrus beranggapan Yesus tidak perlu harus mati untuk menebus dosa dunia.

Roh Kudus menginterupsi Petrus ketika Petrus berbicara dengan Kornelius di mana harusnya Petrus segera menyatakan Yesus sebagai Juruselamat kepada Kornelius supaya Kornelius dapat juga percaya kepada Yesus.

2 Petrus 1:2 Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita.

Kasih karunia dan damai sejahtera akan semakin melimpahi kita seiring kita terus mengenali Yesus. Oleh karena itu kenalilah Dialah Tuhan yang mengampuni kita dan tidak lagi mengingat-ingat dosa dan kesalahan kita. Kenalilah Dia sebagai Pribadi yang setia menerima dan mengasihi kita. Demikian kasih karunia dan damai sejahtera juga akan melimpahi kita.

Terkadang kita belum bisa melihat bahwa kita adalah orang yang lemah dan penuh keterbatasan. Karena itu, kita belum bisa melihat kebutuhan kita akan juruselamat. Kita baru dapat melihat kebutuhan kita akan juruselamat saat kita telah menyadari diri kita yang penuh keterbatasan.

Pandanglah Yesus sebagai juruselamat supaya kita menyadari betapa kita sangat dikasihi olehNya apa adanya terlepas dari segala keterbatasan dan kelemahan kita.