Tanggal 30 September 2020 saya melayat orang tua dari kakak ipar yang meninggal. Saat melayat saya makan di pinggir jalan karena pulang kerja belum sempat makan malam. Keesokan harinya saya merasa lemas dan mual. Saya pikir karena salah makan kemarin. Lalu saya pun meminum obat.

Dua hari kemudian saya merasa lebih enak. Karena bekerja di IGD di mana tempat yang infeksius, maka atasan saya menyuruh saya melakukan swab test dan hasil swab baru keluar 1 minggu kemudian. Saat menunggu hasil swab test, saya isolasi mandiri, tetapi di rumah saya tidak memakai masker. Saya masih dekat dengan anak dan istri seperti biasa.

Lalu tanggal 10 Oktober 2020 saya diinformasikan hasilnya positif covid-19, walaupun saat itu tidak ada keluhan dan saya akhirnya disuruh dirawat di rumah sakit selama 7 hari. Nah di sini saya melihat perlindungan Tuhan terhadap saya dan keluarga saya. Dari awal pandemi covid-19 saya percaya penuh Tuhan menjaga saya dan keluarga. Saat saya dinyatakan positif, istri dan anak saya sehat dan tidak ada keluhan apapun.

Hasil pemeriksaan saya semua normal. Hasil lab normal, Xray dan CT scan normal. Padahal di IGD ada tujuh orang yang positif dan hasil pemeriksaannya pasti ada yg tidak normal. Bisa hasil lab nya yang tidak normal atau bahkan paru-parunya sudah ada bagian kecil yang rusak, tetapi pemeriksaan saya semua NORMAL. Haleluyaaa…

Saat saya dirawat, Tuhan berbicara kepada saya mengapa hal ini harus terjadi? Mengapa saya harus positif swabnya. Tuhan ternyata sudah berencana jauh ke depan. Saya diberikan vaksin alamiah. Saya akhirnya punya antibodi covid-19 tanpa harus divaksin terlebih dahulu dan vaksin alamian ini juga tidak menyebabkan kelainan pada tubuh saya.

Rencana Tuhan indah dan jauh ke depan karena saya akan terus berpaparan dengan pasien covid-19, jadi Tuhan menjaga saya dengan memberi vaksin alami dan saya lebih percaya diri lagi memeriksa pasien.

Saya percaya kesaksian ini memberkati saudara semua dan yang terutama meninggikan nama Tuhan kita Yesus Kristus. God loves you.

Kesakasian dari dr. David