Sering tidak kita sadari, respon kita terhadap panggilan Tuhan digambarkan oleh potongan kartun diatas.
Yesus: “Knock…knock…”
Me: “Tuhan Yesus? Taapii…saya tidak bisa membiarkan Kamu masuk kedalam hati saya. Hati saya sedang berada di dalam keadaan yang kacau!”
Yesus: “Iya…Saya tahu. Untuk itulah saya datang. Saya datang dengan kebenaran, kesembuhan, dan cinta kasih untuk-mu.”
Saudara-saudara yang terkasih didalam Tuhan. Seberapa sering kita terjebak didalam pola pikir yang demikian. Ketika Tuhan mengetuk pintu hati kita untuk masuk, kita menolak-Nya dengan alasan bahwa masih banyak hal-hal yang belum beres didalam kehidupan kita…”Tuhan, aku masih kotor. Aku masih sering berbohong, menipu orang, sering berpikiran jahat. Aku belum layak untuk masuk kedalam hadirat-Mu, Tuhan.” Meskipun hal ini terdengar sangat “kudus”, tapi hal inilah yang Tuhan tidak mau untuk kita lakukan.
Tuhan justru mau kita datang disaat dimana kita tidak berdaya, di titik terendah kita, di saat dimana kita merasa kita tidak layak. Dia mau kita datang apa adanya, agar dia bisa membersihkan kita dan memberi harapan baru. Ketika badan kita kotor dan kita mau mandi…apakah kita menunggu sampai badan kita bersih terlebih dahulu, baru setelahnya kita mandi? Tentu saja tidak! Kita mandi agar supaya badan kita menjadi bersih.
Saya akan tutup dengan ayat yang tercantum di akhir potongan kartun ditas, Wahyu 3:20:
Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.
My dear beloveds…jika sekarang Tuhan mengetuk pintu hati-mu, biarkanlah Dia masuk. Dia rindu untuk berpesta dengan saudara, mencurahkan berkat-berkatNya yang berlimpah, menunjukan kasih-Nya yang luar biasa, dan membukan pintu-pintu kemenangan bagi saudara.
Tuhan memberkati!