Elia adalah salah satu tokoh yang sangat dihormati oleh bangsa Israel. Dia adalah pemulih/penegak hukum bangsa Israel. Banyak mujizat yang dilakukan Elia, menurunkan api dari langit, membasmi nabi-nabi Baal.
1 Raja-raja 17:18-24
Ketika Elia bertemu dengan seorang janda di Sarfat, perempuan itu berpikir Elia hendak mengingatkan kesalahannya dan membuat anaknya mati. Padahal Elia datang untuk membangkitkan anaknya.
Kisah tersebut adalah gambaran Yesus yang datang bukan untuk mengingatkan kita akan dosa-dosa kita. Dia justru datang untuk menebus dosa-dosa kita dan memberikan kita kehidupan.
Ibrani 8:13 Oleh karena Ia berkata-kata tentang perjanjian yang baru, Ia menyatakan yang pertama sebagai perjanjian yang telah menjadi tua. Dan apa yang telah menjadi tua dan usang, telah dekat kepada kemusnahannya.
Kita bukan lagi hidup di bawah hukum Taurat yang mengandalkan usaha perbuatan kita untuk dibenarkan. Kita telah masuk dalam Perjanjian Baru di mana kita mengandalkan perbuatan Yesus yang telah menebus hidup kita.
1 Raja-raja 19:9-18
Singkat cerita setelah mendapat ancaman dari Izebel, Elia takut dan kembali ke gunung Horeb (Sinai). Dia frustasi dan merasa hanya dia saja yang setia kepada Tuhan. Padahal masih ada tujuh ribu orang yang tidak sujud menyembah Baal. Kemudian Tuhan memerintahkan Elia untuk mengurapi Elisa menggantikannya.
Gunung Sinai adalah gambaran hukum Taurat. Ketika kita mencoba hidup di bawah hukum Taurat, maka yang dihasilkan adalah frustasi dan berujung pada ketidakmampuan kita memenuhinya. Tuhan ingin kita hidup di bawah kasih karunia, di mana Yesus yang jadi kebenaran kita. Yesus yang menyelesaikan segala sesuatunya bagi kita, sehingga kita diberkati dan dibenarkan di hadapan Tuhan.
Sebagai umat Perjanjian Baru, kita bukan lagi mengandalkan kebenaran kita dalam menjalani hidup. Kita mengandalkan kebenaran Yesus yang telah dianugerahkan kepada kita. Inilah yang membuat kita dapat dengan sukacita menjalani kehidupan yang memuliakan Tuhan.