Kita percaya bahwa Tuhan kita adalah kasih, tetapi Tuhan bukan hanya menyelamatkan kita dengan kasihNya semata, tetapi juga oleh kebenaranNya.
Di salib, kasih dan kebenaran Tuhan “berciuman”. Kekudusan dan kebenaran Tuhan dinyatakan melalui karya penebusan Yesus. Tuhan mengampuni kita, tetapi juga menghukum dosa kita ke tubuh Yesus di atas kayu salib.
Matius 9:9-13
Matius adalah seorang pemungut cukai. Pada waktu itu pemungut cukai adalah orang-orang yang dibenci oleh orang-orang Yahudi. Namun, Yesus memilih Matius untuk mengikut Dia. Bahkan Yesus juga makan di rumah Matius bersama-sama dengan orang-orang berdosa lainnya. Yesus yang menemui Matius, bukan sebaliknya.
Akan tetapi, orang-orang Farisi heran dengan apa yang Yesus lakukan karena dalam budaya Yahudi makan bersama orang berdosa bukan hanya soal makanan tetapi soal asosiasi. Orang-orang Farisi menganggap Yesus menyetujui kehidupan dosa mereka.
Yesus dan orang Farisi sama-sama melihat pemungut cukai dan orang berdosa lainnya sebagai “orang sakit”, tetapi dengan respon yang berbeda.
Yesus mengutip Hosea 6:6 yang menegur orang Farisi mengutamakan “tampak” beribadahnya, tetapi melupakan apa yang terpenting dari ibadah itu, yaitu menunjukkan belas kasihan Tuhan kepada manusia berdosa.
Jika kita membaca kitab Roma versi King James. Kata “love” ditulis 21 kali, tetapi kata “righteous” ditulis 41 kali.
Itu artinya Tuhan mau kita sebagai anak-anakNya memahami, menyadari, dan percaya bahwa Allah sudah membenarkan kita sekali untuk selamanya, bukan karena hasil perbuatan kita, tetapi hanya karena percaya akan kebenaranNya.
Jangan lagi beranggapan Tuhan tidak berkenan atau tidak memperhatikan kita. Dia telah memberikan kebenaranNya supaya kita dapat berdiri teguh di dalam Kristus. Kesempurnaan Yesus telah dianugerahkan juga kepada kita.
Roma 5:1 Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.