Home > Sermon > Overcome Your Fear By Declaring His Love For You by Ps. Yudi Gumanti | 6 September 2020

Ketakutan terbesar saat dalam situasi pandemi ini adalah kabar buruk tentang virus covid-19. Tanpa disadari kita menambah ketakutan itu dengan kecemasan dalam pikiran kita. Akibatnya rasa takut itu akan membuat kita memikirkan ketakutan-ketakutan yang berlebihan.

Ayub adalah orang yang penuh dengan ketakutan, sehingga dia menganggap apa yang terjadi kepada dirinya adalah karena apa yang ditakuti (Ayub 3:25).

Adam mengenal ketakutan saat dia memakan buah dari pohon pengetahuan baik dan jahat (Kejadian 3:10). Sejak saat itu, seluruh umat manusia mengalami ketakutan demi ketakutan.

Ketakutan adalah dosa. Akar dari ketakutan adalah rasa terpisah dari Tuhan. Mengapa kita takut? Karena kita tidak merasakan kasih Tuhan dan penyertaan Tuhan.

Kita hanya dapat hidup dengan iman melalui kasih Tuhan. Ketika kita menyadari kasih Tuhan, kita justru akan mempunyai pengharapan yang pasti kepada Tuhan. Karena Tuhan mengasihi kita, maka kita menjadi mempunyai iman kepada Tuhan (Galatia 5:6; Roma 5:5).

Apakah obat dari ketakutan?

1 Yohanes 4:9-10 Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.
Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.

Tuhan menyatakan kasihNya dengan cara mengaruniakan Yesus bagi kita sebagai penebusan atas dosa-dosa kita. Hanya dengan demikianlah kita dapat mengalami betapa Tuhan mengasihi kita. Itulah kasih yang sempurna. Dan kasih yang sempurna itulah yang akan melenyapkan segala ketakutan kita digantikan dengan iman dan pengharapan kepada Tuhan.

Yohanes 17:26 dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka.”

Bahkan Yesus memperkenalkan nama Tuhan dengan sebutan “Bapa” bagi kita supaya kita dapat lebih mengalami kasih itu sebagai kasih tanpa syarat dari seorang Bapa kepada anakNya.