Home > Sermon > A Living Hope by Ps. Yudi Gumanti | 2 Agustus 2020

Iblis ingin kita mengalami sakit, depresi, patah semangat, dan kehilangan harapan. Karena itulah, kita perlu mengerti dan memahami apa rencana Tuhan yang sesungguhnya bagi kita.

1 Petrus 1:3-5

Kita memiliki pengharapan yang hidup sebab kita memilki Tuhan yang hidup. Kita dipelihara dengan kekuatan Allah.

Dunia ini bisa berubah, tetapi Tuhan kita tidak berubah. Kita dapat berharap kepada Tuhan sebab Tuhan adalah kehidupan kita.

Di masa pandemi ini banyak sekali pikiran-pikiran buruk yang dicoba ditanamkan oleh iblis dari luar, sehingga banyak orang berhenti berharap, misalnya pikiran buruk tentang diri kita sendiri : “aku ini orangnya penakut, aku ini orang yang gagal, aku tidak berguna.”. Akan tetapi, sadarilah itu semua bukan identitas kita. Jangan identifikasikan itu sebagai diri kita.

1 Tesalonika 5:8 Tetapi kita, yang adalah orang-orang siang, baiklah kita sadar, berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan.

Kita bukanlah orang yang tinggal dalam kegelapan sebab kita telah dipanggil ke dalam terang. Isilah pikiran kita dengan Injil Kasih Karunia dan percayalah kita tetap terlindungi.

Tuhan Yesus sudah menebus setiap pikiran-pikiran buruk kita. Dunia berkata jangan terlalu berharap nanti kecewa, tetapi di dalam Kristus kita memiliki pengharapan yang kokoh dan tidak mengecewakan.

2 Korintus 5:17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

Pengetahuan dari dunia berasal dari buah pohon pengetahuan baik dan jahat yang memberikan rasa bersalah atas masa lalu dan kekuatiran akan masa depan. Itu tidak akan memberikan solusi bagi hidup kita. Tuhan ingin kita memakan dari buah pohon kehidupan, yaitu supaya hidup kita bergantung pada karya penebusan Yesus.

Tuhan ingin kita mengambil Perjamuan Kudus supaya kita mengingat akan Yesus, sehingga pikiran kita tenang dan beroleh hikmat.

2 Korintus 6:2 Sebab Allah berfirman: “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.” Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu.

Tuhan ingin kita hidup di hari ini, bukan tinggal dalam rasa bersalah akan masa lalu atau kekuatiran di masa depan. Tuhan ingin kita melihat bahwa hari ini adalah hari penyelamatan kita atas kesembuhan dan kemenangan dalam hidup kita.