Home > Sermon > The Anointing Oil That Destroyed the Yoke of Bondage Part 2 by Ps. Yudi Gumanti | 3 November 2019

Yakobus 5:14-15 Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni.
.
Penekananya adalah pada “doa yang lahir dari iman”. Iman timbul dari pendengaran akan Firman Kristus. Jadi iman bukanlah tentang apa atau bagaimana, tetapi tentang Siapa. Iman adalah tentang Yesus.
.
Iman yang lahir dari iman bukan hanya menyembuhkan, tetapi juga dosanya diampuni.
.
Yesaya 10:27 (NKJV)
.
Minyak mempunyai kuasa untuk menghancurkan kuasa si jahat.
.
Iblis mencoba mencuri kebenaran tentang Perjamuan Kudus dan minyak urapan, supaya dapat menawan dan memperbudak kita supaya kita tidak mempercayai apa yang telah Yesus selesaikan bagi kita. (Ulangan 28:38-41)
.
Yoel 2:23-2
Karena itulah kita perlu terus mendengarkan pengajaran tentang kebenaran kita di dalam Kristus yang memberikan kita akses pada pengajaran tentang Perjamuan Kudus dan minyak urapan.
.
Demikian Tuhan yang akan memuliahkan tahun-tahun yang hilang dari kita.
.
Pohon zaitun adalah gambaran Israel. Kita adalah cabang yang dicangkokkan pada pohon zaitun itu, sehingga kita dilayakkan menerima setiap janji dan kebaikan Tuhan.
.
Buah zaitun perlu diperas untuk menghasilkan minyak. Perasan pertama berwarna hijau dan biasa digunakan oleh imam sebagai minyak untuk menyalakan pelita di dalam bait Allah. Inilah gambaran Yesus di taman Getsemani menebus kita dari setiap kutuk.
.
Perasan kedua berwarna kuning dan biasa digunakan sebagai obat. Inilah gambaran Yesus yang menebus setiap sakit penyakit kita.
.
Perasan ketiga biasa digunakan sebagai sabun. Inilah gambaran Yesus di atas kayu salib membersihkan kita dari dosa.
.
Minyak urapan adalah gambaran dari Yesus yang “diperas” untuk menebus kehidupan kita.