Home > Sermon > Yunus by Garth Armagatlie – 10 September 2017

Bangsa Israel memiliki nabi dan imam besar yang memiliki tugas yang berbeda-beda.

Nabi adalah perwakilan Tuhan untuk berbicara kepada umat, biasanya berisi tentang perintah, hukuman, nubuatan. Sebaliknya Imam Besar adalah perwakilan dari umat untuk menghadap kepada Tuhan.

Jika imam besar itu hidupnya tidak benar, maka bangsa itu akan dihukum tidak peduli hidup bangsa itu baik atau buruk. Sebaliknya jika imam besar itu hidupnya benar, maka bangsa itu akan diberkati walaupun bangsa itu hidupnya tidak benar.

Namun, sayangnya imam besar Israel tidak hidup selamanya. Bangsa Israel hanya diberkati sepanjang imam besar itu hidup.

Akan tetapi, puji Tuhan karena Yesus telah menjadi Imam Besar kekal bagi kita. Karena Yesus hidup selamanya dan Dia selalu benar di mata Bapa. Oleh karena itu, kita akan selalu diberkati olehNya, bukan bergantung pada perbuatan kita.

Tidak ada agama yang Tuhannya mau mati untuk umatnya. Semua agama meminta pengorbanan dari umatnya. Hanya Yesus Tuhan yang mengorbankan diriNya mati untuk manusia.

Kita adalah imamat rajani yang telah dikenakan jubah kebenaran yang dianugerahkan oleh karena penebusan Yesus. Itu artinya kita selalu dilihat benar oleh Tuhan dan tidak ada lagi penghukuman bagi kita yang ada di dalam Kristus. Itulah alasan mengapa Tuhan selalu memberkati kita.

Kisah Yunus (Yunus 1-4)

Yunus dipanggil Allah untuk berbicara kepada orang-orang Niniwe yang penuh dengan dosa supaya bertobat. Namun, Yunus malah tidak taat dan lari dari panggilanNya. Dia berpikir orang-orang Niniwe tidak layak untuk ditebus.

Dan akhirnya Yunus menaiki kapal dan pergi ke arah yang berlawanan. Kemudian datanglah badai melanda kapal itu. Akhirnya Yunus didapati sebagai penyebab badai tersebut. Dan atas permintaan Yunus, orang-orang di kapal membuang Yunus ke laut dan seekor ikan besar menelan Yunus hidup-hidup. Badaipun reda dan orang-orang di kapal selamat.

Biasanya kita melihat kisah ini seolah cerita ini bercerita tentang kita. Jika kita tidak taat, maka kita akan dibuang ke laut. Namun, kisah ini akan lebih menghidupkan jika kita menemukan Yesus di dalamnya sebab Yesus lebih besar daripada Yunus.

Yunus memalingkan perhatiannya dari orang-orang Niniwe karena dia berpikir bahwa mereka tidak layak menerima kasih Tuhan. Namun, Yesus datang untuk menyelamatkan kita, meskipun Dia tahu bahwa kita tidak layak, tetapi Dia tetap mengasihi kita apa adanya.

Yunus dibuang dan hidup di dalam perut ikan selama tiga hari dan menyelamatkan sebuah kapal yang ditumpangi banyak orang. Namun, Yesus mati disalibkan dan turun ke dalam perut bumi selama tiga hari dan menyelamatkan umat manusia dari maut.

Kisah Yunus menunjukkan panjangnya kesabaran dan belas kasihan Tuhan atas orang-orang Niniwe. Demikian juga dengan apa yang dilakukan Yesus, itulah yang merepresentasikan betapa besarnya kasih Allah akan dunia ini sehingga Dia mengaruniakan Yesus untuk menebus kita supaya kita tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.